Senin, 25 Februari 2008

Ramaikan Mukernas PPPI


8 Capres dan 5 Cawapres

Krisis ekonomi nasional tak menentu di awal 2008 ini dan ditandai dengan naiknya sejumlah bahan kebutuhan pokok, memicu gejolak di masyarakat. Kondisi tersebut turut pula mempengaruhi pilihan masyarakat akan pemimpin nasional pada Pemilu 2009 mendatang.

Pergeseran di tingkat pucuk pimpinan elite politik tersebut telah ditangkap oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) di seluruh Indonesia sepanjang tiga bulan terakhir ini. Dan keinginan dari DPD, DPC maupun Pengurus Anak Cabang PPPI inilah yang akan menjadi bahan masukan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) .

Demikian hal itu dikemukakan Ketua Umum sekaligus Deklarator PPPI, Daniel Hutapea saat dikonfirmasikan mengenai persiapan PPPI sebagai partai baru yang cukup diperhitungkan pada pemilihan umum 2009, disamping Partai Hanura yang dikomandani oleh Jenderal Wiranto.

Lebih lanjut Daniel Hutapea menegaskan sedikitnya ada delapan capres dan lima cawapres yang hangat diusulkan sejumlah DPD, DPC dan PAC PPPI di seluruh Indonesia. Diantaranya seperti Jusuf Kalla, Surya Paloh, Abu Rizal Bakrie, Abdurrahman Wahid, Jimly Asshidiqie, Tommy Soeharto, Sutiyoso dan Megawati.

Sementara bursa cawapres kencang berhembus nama-nama seperti bekas Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung, Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PPP Surya Darma Ali dan mantan Wakapolri Adang Darajatun.

Melihat pilihan grass root tersebut, PPPI sebagai partai independen berbasis pada pengusaha dan pekerja yang menginginkan keseteraan dan perubahan. Tetap akan menggodok bursa capres dan cawapres pada Mukernas nanti sebagai keputusan DPP-PPPI pada pemilu mendatang.

”Keinginan rakyat itu wajib didukung meski nanti tetap akan kami godok dalam Mukernas sebagai keputusan final DPP-PPPI. Dan berdasarkan bursa yang beredar nampaknya pilihan rakyat terhadap pengusaha untuk memimpin negeri ini cukup kuat. Disamping wajah-wajah lama lainnya. Namun yang perlu diperhatikan munculnya orang-orang muda sebagai pasangan pimpinan bangsa ini yang diwakili oleh Tommy Soeharto dan Saifullah Yusuf,” papar Daniel.

Sedangkan di tempat terpisah, Drs Taufik Pribadi Msi, pemerhati politik dari Lingkar Politik Nasional menambahkan bahwa pilihan masyarakat terhadap pemimpinnya tak sekedar lantaran situasi ekonomi yang terus bergolak saja. Tapi lebih didominasi oleh akumulasi kekecewaan terhadap penyelenggaraan negara selama ini.

Tidak itu saja, lanjut Taufik bahwa pilihan pada pemimpin elite politik nasional pada Pemilu 2009 nanti tak boleh lagi asal pilih. Hal itu mempengaruhi secara kuat bagaimana Indonesia kedepan jika salah memilih pemimpin lagi. Oleh karenanya pilihan pada wajah baru pimpinan nasional yang kridibel menjadi mutlak atau bila ada orang-orang muda cukup kompeten memimpin bangsa ini mengapa tidak.sementara itu menyinggung pernyataan golkar yang menyatakan bahwa partai baru pengurusnya di nilai banyak penggangguran ,menurut daniel bahwa dengan adanya partai baru ini maka untuk menggantikan partai partai besar yang sudah mulai rapuh tidak di percaya rakyat lagi karena banyaknya korupsi tidak memperhatikan rakyat lagi,partai kecil yang mempunyai konsep konsep untuk mensejahterakan rakyat,bahkan di pppi ini para ketua di dominasi para pengusaha,jika kita turut serta pemilu dan dapat mempunyai wakil wakilnya maka kami selaku ketua umum mengintruksikan pada ketua untuk tidak menerima gaji dari pemerintah atau di berikan pada pekerja ,ini akan kami lakukan karena kita akan berbakti pada rakyat kecil agar dapat menjadi pengusaha dan mengatasi penggangguran

Minggu, 24 Februari 2008

PPPI Lirik Sutiyoso


Pemimpin Masa Depan Yang Berani

Kepekaan terhadap persoalan bangsa dengan memberikan solusi yang tepat menjadi salah satu kunci memilih para pemimpin bangsa di masa depan. Pemimpin masa depan ini akan jauh lebih baik lagi jika memiliki keberanian. Jadi oleh karenanya partai politik jangan lagi menempatkan pemimpin bangsa yang tak peka dan tak memberikan solusi bagi bangsanya. Esok, jangan lagi bangsa yang besar ini dihinakan, menjadi miskin, apalagi tak punya harga diri.

Demikian pesan yang tersirat dari pertemuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) dengan Capres Sutiyoso di Sutiyoso Centre (19/2), jalan Imam Bonjol No.43, Jakarta. Sementara dari DPP-PPPI hadir Ketua Umum sekaligus Deklarator PPPI, Daniel Hutapea, Sekjen Drs.H. Jamaluddin MM, beserta pengurus DPP-PPPI dan DPD DKI.

Dalam pertemuan itu, Sutiyoso yang telah mendeklarasikan diri untuk Capres 2009 mendatang menjabarkan berbagai persoalan bangsa yang tengah dihadapi. Namun dari berbagai persoalan yang ada ini bukanlah tak dapat diselesaikan. Hanya saja butuh solusi tepat dan keberanian dari seorang manajer untuk menciptakan terobosan-terobosan. Meski terobosan itu pada awalnya kurang popular.

Bahkan Doktor Honoris Causa bidang ekonomi ini mengingatkan para partai politik untuk jeli mengusung capres pilihannya nanti. Kekeliruan memilih pemimpin bangsa pada Pemilu 2009 mendatang akan mengakibatkan high cost economic yang sangat besar serta multy effect yang tak terkirakan.

Dan buat PPPI, Bang Yos mengingatkan untuk tetap concern terhadap perjuangannya. Apalagi perjuangan partai menempatkan wakil-wakil pengusaha dan pekerja di parlemen merupakan paradigma baru dari dikotomi pengusaha dan pekerja yang ada selama ini. Bahkan diharapkan pula partai baru ini bisa lolos dalam verifikasi menurut UU Politik 2008.

Selain itu pula PPPI diharapkan mampu mensejajarkan dirinya dengan partai-partai politik besar dengan terobosan pemikiran, menciptakan solusi-solusi tepat serta keberanian memimpin yang mampu diadaptasi hingga ke daerah-daerah. Karena persoalan besar bangsa ini terletak pada kemampuan memanej dan keberanian mengambil keputusan disaat yang tepat.

Sementara Ketua Umum PPPI Daniel Hutapea mengisyaratkan bahwa PPPI akan mampu lolos dari verifikasi serta mampu pula mensejajarkan dirinya dengan partai-partai politik besar. Terbukti kesiapan konsolidasi di seluruh daerah sudah mencapai 80%, padahal limit waktu yang diberikan tinggal beberapa pekan lagi.

Sedangkan Sekjen PPPI, Drs.H.Jamaluddin MM dalam kesempatan terpisah terus mengajak segenap jajaran di serikat-serikat pekerja untuk tidak ragu lagi merapatkan diri ke PPPI. Karena partai ini bertekad mensejajarkan antara pengusaha dan pekerja dengan menempatkan wakil-wakilnya di legislatif serta eksekutif. (Irwan)