Senin, 25 Februari 2008

Ramaikan Mukernas PPPI


8 Capres dan 5 Cawapres

Krisis ekonomi nasional tak menentu di awal 2008 ini dan ditandai dengan naiknya sejumlah bahan kebutuhan pokok, memicu gejolak di masyarakat. Kondisi tersebut turut pula mempengaruhi pilihan masyarakat akan pemimpin nasional pada Pemilu 2009 mendatang.

Pergeseran di tingkat pucuk pimpinan elite politik tersebut telah ditangkap oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) di seluruh Indonesia sepanjang tiga bulan terakhir ini. Dan keinginan dari DPD, DPC maupun Pengurus Anak Cabang PPPI inilah yang akan menjadi bahan masukan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) .

Demikian hal itu dikemukakan Ketua Umum sekaligus Deklarator PPPI, Daniel Hutapea saat dikonfirmasikan mengenai persiapan PPPI sebagai partai baru yang cukup diperhitungkan pada pemilihan umum 2009, disamping Partai Hanura yang dikomandani oleh Jenderal Wiranto.

Lebih lanjut Daniel Hutapea menegaskan sedikitnya ada delapan capres dan lima cawapres yang hangat diusulkan sejumlah DPD, DPC dan PAC PPPI di seluruh Indonesia. Diantaranya seperti Jusuf Kalla, Surya Paloh, Abu Rizal Bakrie, Abdurrahman Wahid, Jimly Asshidiqie, Tommy Soeharto, Sutiyoso dan Megawati.

Sementara bursa cawapres kencang berhembus nama-nama seperti bekas Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung, Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum PPP Surya Darma Ali dan mantan Wakapolri Adang Darajatun.

Melihat pilihan grass root tersebut, PPPI sebagai partai independen berbasis pada pengusaha dan pekerja yang menginginkan keseteraan dan perubahan. Tetap akan menggodok bursa capres dan cawapres pada Mukernas nanti sebagai keputusan DPP-PPPI pada pemilu mendatang.

”Keinginan rakyat itu wajib didukung meski nanti tetap akan kami godok dalam Mukernas sebagai keputusan final DPP-PPPI. Dan berdasarkan bursa yang beredar nampaknya pilihan rakyat terhadap pengusaha untuk memimpin negeri ini cukup kuat. Disamping wajah-wajah lama lainnya. Namun yang perlu diperhatikan munculnya orang-orang muda sebagai pasangan pimpinan bangsa ini yang diwakili oleh Tommy Soeharto dan Saifullah Yusuf,” papar Daniel.

Sedangkan di tempat terpisah, Drs Taufik Pribadi Msi, pemerhati politik dari Lingkar Politik Nasional menambahkan bahwa pilihan masyarakat terhadap pemimpinnya tak sekedar lantaran situasi ekonomi yang terus bergolak saja. Tapi lebih didominasi oleh akumulasi kekecewaan terhadap penyelenggaraan negara selama ini.

Tidak itu saja, lanjut Taufik bahwa pilihan pada pemimpin elite politik nasional pada Pemilu 2009 nanti tak boleh lagi asal pilih. Hal itu mempengaruhi secara kuat bagaimana Indonesia kedepan jika salah memilih pemimpin lagi. Oleh karenanya pilihan pada wajah baru pimpinan nasional yang kridibel menjadi mutlak atau bila ada orang-orang muda cukup kompeten memimpin bangsa ini mengapa tidak.sementara itu menyinggung pernyataan golkar yang menyatakan bahwa partai baru pengurusnya di nilai banyak penggangguran ,menurut daniel bahwa dengan adanya partai baru ini maka untuk menggantikan partai partai besar yang sudah mulai rapuh tidak di percaya rakyat lagi karena banyaknya korupsi tidak memperhatikan rakyat lagi,partai kecil yang mempunyai konsep konsep untuk mensejahterakan rakyat,bahkan di pppi ini para ketua di dominasi para pengusaha,jika kita turut serta pemilu dan dapat mempunyai wakil wakilnya maka kami selaku ketua umum mengintruksikan pada ketua untuk tidak menerima gaji dari pemerintah atau di berikan pada pekerja ,ini akan kami lakukan karena kita akan berbakti pada rakyat kecil agar dapat menjadi pengusaha dan mengatasi penggangguran

Minggu, 24 Februari 2008

PPPI Lirik Sutiyoso


Pemimpin Masa Depan Yang Berani

Kepekaan terhadap persoalan bangsa dengan memberikan solusi yang tepat menjadi salah satu kunci memilih para pemimpin bangsa di masa depan. Pemimpin masa depan ini akan jauh lebih baik lagi jika memiliki keberanian. Jadi oleh karenanya partai politik jangan lagi menempatkan pemimpin bangsa yang tak peka dan tak memberikan solusi bagi bangsanya. Esok, jangan lagi bangsa yang besar ini dihinakan, menjadi miskin, apalagi tak punya harga diri.

Demikian pesan yang tersirat dari pertemuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) dengan Capres Sutiyoso di Sutiyoso Centre (19/2), jalan Imam Bonjol No.43, Jakarta. Sementara dari DPP-PPPI hadir Ketua Umum sekaligus Deklarator PPPI, Daniel Hutapea, Sekjen Drs.H. Jamaluddin MM, beserta pengurus DPP-PPPI dan DPD DKI.

Dalam pertemuan itu, Sutiyoso yang telah mendeklarasikan diri untuk Capres 2009 mendatang menjabarkan berbagai persoalan bangsa yang tengah dihadapi. Namun dari berbagai persoalan yang ada ini bukanlah tak dapat diselesaikan. Hanya saja butuh solusi tepat dan keberanian dari seorang manajer untuk menciptakan terobosan-terobosan. Meski terobosan itu pada awalnya kurang popular.

Bahkan Doktor Honoris Causa bidang ekonomi ini mengingatkan para partai politik untuk jeli mengusung capres pilihannya nanti. Kekeliruan memilih pemimpin bangsa pada Pemilu 2009 mendatang akan mengakibatkan high cost economic yang sangat besar serta multy effect yang tak terkirakan.

Dan buat PPPI, Bang Yos mengingatkan untuk tetap concern terhadap perjuangannya. Apalagi perjuangan partai menempatkan wakil-wakil pengusaha dan pekerja di parlemen merupakan paradigma baru dari dikotomi pengusaha dan pekerja yang ada selama ini. Bahkan diharapkan pula partai baru ini bisa lolos dalam verifikasi menurut UU Politik 2008.

Selain itu pula PPPI diharapkan mampu mensejajarkan dirinya dengan partai-partai politik besar dengan terobosan pemikiran, menciptakan solusi-solusi tepat serta keberanian memimpin yang mampu diadaptasi hingga ke daerah-daerah. Karena persoalan besar bangsa ini terletak pada kemampuan memanej dan keberanian mengambil keputusan disaat yang tepat.

Sementara Ketua Umum PPPI Daniel Hutapea mengisyaratkan bahwa PPPI akan mampu lolos dari verifikasi serta mampu pula mensejajarkan dirinya dengan partai-partai politik besar. Terbukti kesiapan konsolidasi di seluruh daerah sudah mencapai 80%, padahal limit waktu yang diberikan tinggal beberapa pekan lagi.

Sedangkan Sekjen PPPI, Drs.H.Jamaluddin MM dalam kesempatan terpisah terus mengajak segenap jajaran di serikat-serikat pekerja untuk tidak ragu lagi merapatkan diri ke PPPI. Karena partai ini bertekad mensejajarkan antara pengusaha dan pekerja dengan menempatkan wakil-wakilnya di legislatif serta eksekutif. (Irwan)

Selasa, 12 Februari 2008

DPP PPPI Lantik DPD Banten




Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) kembali melantik jajaran pengurusnya di daerah mengingat proses verifikasi Depkum HAM dan KPU semakin dekat. Konsolidasi partai tersebut terus dilakukan demi dapat masuk ke perhelatan demokrasi pada 2009 mendatang. Mengingat PPPI merasa yakin bahwa partainya merupakan partai independen dan menjadi satu-satunya partai yang mengemban amanat UU Politik yakni menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Oleh karenanya meski revisi UU Politik masih terus disosialisasikan ke berbagai kalangan. PPPI yang dipimpin oleh Daniel Hutapea kembali memperkuat konsolidasinya dengan melantik kepengurusan PPPI di propinsi Banten, sebuah propinsi penyangga ibukota Jakarta.
Setelah sebulan sebelumnya DPP PPPI melantik pula kepengurusannya di tingkat DKI Jakarta.
Kehadiran PPPI di kancah politik nasional terbukti banyak menyita perhatian berbagai kalangan seperti para elite partai politik lama, para pemerhati politik maupun partai-partai politik baru yang turut mempersiapkan diri menyongsong Pemilihan Umum 2009. Pemilihan yang diprediksikan sejumlah pemerhati politik akan sarat dengan kejutan.
PPPI sebagai partai pemersatu pengusaha dan pekerja melihat bahwa bangsa ini tengah dihadapkan pada ketidakpedulian elite partai di parlemen dengan penderitaan masyarakat, tingginya tingkat penganguran yang mencapai 47 juta jiwa, situasi ekonomi yang menghimpit serta situasi tidak kondusif bagi investasi asing.
Apalagi praktik-praktik yang menempatkan pengusaha dan pekerja sebagai ‘komoditi’ perahan oleh elite politik demi mendukung kepentingannya. Bukan kepentingan pengusaha atau pekerja. Oleh karenanya segera harus dihentikan praktik-praktik semacam itu. Caranya hanya satu, mendorong pengusaha dan pekerja untuk menempatkan keterwakilannya secara independen di kabinet maupun parlemen.
Begitu pula dalam rangka mendukung daerah-daerah berkembang untuk mensejahterakan rakyatnya, PPPI menjadi partai politik baru yang sangat concern akan hal tersebut . Apalagi perkembangan daerah yang diinginkan itu hingga ke daerah-daerah perbatasan antara wilayah Indonesia dengan wilayah Negara lain. Seperti dukungan yang diberikan oleh PPPI kepada calon Gubernur NTT, Drs Melkianus Adoe yang juga Ketua DPRD NTT serta para calon bupati, gubernur, walikota, wakil bupati, wakil gubernur atau wakil walikota dari daerah lainnya.
Dengan demikian semakin lengkaplah kesiapan dan peran serta nyata dari PPPI untuk menjawab tantangan ketidakpedulian, keterlambatan, sekaligus kekeliruan-kekeliruan paradigma berbangsa dan bernegara secara bermartabat, menjunjung hokum, adil dan sejahtera. Inilah bukti besar bahwa PPPI bukanlah sekedar partai politik biasa. Karena PPPI sesungguhnya mengembangkan dirinya menjadi partai yang benar-benar memilik basis. Bukan Partai Tokoh atau Partai Uang , seperti yang sekarang ada. ***irwan

Sabtu, 02 Februari 2008



M. Fajar Maulana
Menggunakan Beberapa Terapi
Atasi Penyakit Medis dan Non Medis


Sebagian besar penyakit yang diderita oleh putra-putri keturunan Adam karena kejahatan syaitan yang masuk melalaui aliran darah. Syaitan bisa mengganggu siapapun, bahkan pada orang yang berilmu sekalipun bisa saja terkena cobaan penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin. Dari zaman Nabi Sulaiman AS penyakit yang disebabkan karena keterlibatan syaitan diobati dengan resep tanaman obat tradisional dan doa-doa yang terkandung dalam kitab suci Al Quran.

Seperti halnya pengobatan yang dilakukan oleh M. Fajar Mualana Konsulatan spritual & Hipnotrafi Majelis Dzikir & Pengobatan Al-Fajr saat ditemui Variasari. Dalam pengobatannya mengatasi gangguan yang disebabkan oleh gangguan syaitan, Fajar Mualana menggunakan beberapa metode yang dipercaya telah terbukti hasilnya untuk mangatasi penyakit medis dan non medis.
Salah satunya dengan metode menggunakan sabatang kayu serajatul muntahar dari Bima yang memang sudah terbukati keampuhannya dalam mendeteksi penyakit non medis yang disebabkan oleh gangguan medis syaitan atau jin. Kayu serajatul muntahar ini bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang sudah dirajakan.
Selanjutnya Fajar Mualana juga menggunakan telor atau hewan untuk mentransfer penyakit yang menempel didalam tubuh medis dan non medis. Selain itu dengan telor penyakit bisa juga di transfer jarak jauh. “Sebab pemindahan penyakit ke telor atau hewan merupakan pengobatan yang dilakukan secara batin dengan cara mentransfer suatu penyakit melaui media telor atau hewan. Oleh karena itu pengobatan semacam ini merupakan pengobatan yang dapat dirasakan secara cepat hasilnya,” tegas pria kelahiran kota Bahari ini.
Tak hanya dengan kayu metode lain pun juga digunakan dengan cara menggunakan terafi fisik yang menggunkan aliran listrik yang berguna untuk menghancurkan penyumbatan-penyumbatan dan pembekuan darah di syaraf-syaraf tertentu biasanya urat yang memeliki cabang.
Fajar Mualana mempergunakan beberapa metode tersebut untuk mengatasi berbagai penyakit psikis dan mental yang disebabkan oleh penyakit medis dan non medis. Biasanya penyakit yang ditangani oleh Fajar Mualana seperti penyakit paru-paru, kanker, stress, lever, ginjal, usaha, masalah percintaan, gangguan mahluk halus dan lain sabagainya. “tergantung penyakit yang diderita pasien insya Allah saya dapat membantunya,” ungkapnya.
Selain itu Fajar Mualana juga menerangkan dalam proses pengobatan tidak cukup hanya sekali ditangani, melainkan harus beberapa kali, bila penyakit pasein cukup kronis. Terafi yang digunakannya tidak hanya satu metode saja, bisa juga menggunakan terafi Jeruk Bali, ikan mas putih dan beberap terafi lainnya.
Selama menerafi pasien, Fajar Mualana selalu menyertai dengan berbagai doa yang diyakininya sengat berperan dalam proses penyembuhan. “sebab dengan kita meminta kepada Allah SWT dan tanpa ridhonya tidak mungkin segala penyakit bisa disembuhkan. Karena saya hanya sebagai prantara saja, semua kita serahkan kepada Allah SWT dalam penymbuhannya,” ujar pria lulusan Universitas Atmajaya, Jakarta.
Sementara ramuan yang diberikan Fajar Mualana kepada pasien adalah ramuan tradisional yang sudah diracik serta air dari tujuh sumur Gunung Jati yang sudah di doakan itu tergantung dari jenis penyakit pasien. “saya menjamin ramuan yang saya racik sendiri tidak mengandung efek samping, karena saya tahu bahan-bahannya dan mengukur dosisnya juga,” terang pria yang sejak SMP sudah mulai mengobati orang.
Tak hanya itu Fajar Mualana juga menganjurkan kepada para pasien yang meminta pertolongannya agar berkeyakinan bisa sembuh dengan penyakit yang dideritanya, “karena keyakinan itu sangat mendukung, dalam penyembuhanya.Dengan pasien berkayakinan, banyak berdoa serta mengkonsumsi obat-obatan tradisional yang sudah saya racik, insya Allah secepatnya pasien bisa sembuh,” saran Fajar Mualana.
Selain pengobatan Fajar Mualana juga bisa mengatasi berbagai permasalahan dan problem, seperti rumah tangga sering sial, memisahkan/menyatukan pasangan, memperlancar bisnis/tender, gurah vagina pesona, kena santet/guna-guna, pengasihan, totok aura pesona, pemasangan susuk, ruwatan gaib dan lain sebagainya dapat menghubungi langsung Majelis Dzikir & Pengobatan Al-Fajr “M. Fajar Maulana” Jalan Cipinang Muara Raya No.3 Rt.16/03 Jakarta Timur 13420, Telp.(021) 92775393 Fax:(021)8571262 HP: 08561957154 Tuntaskan penyakit dan problem dengan waktu yang relatif singkat. ( Irwan).

Senin, 21 Januari 2008

Soetardjo Soeryogouritno



Perintahkan Agung Imam Sumanto
Ambil Alih Kembali Ketua DPD PDIP DKI


Perseteruan yang terjadi dikubu DPD PDIP DKI-Jakarta semakin meruncing, dimana Soetardjo Soeryogouritno menjadi berang melihat Agung Imam Sumanto di non aktifkan dari jabatannya sebagai Ketua DPD DKI Oktober 2007 lalu. Dalam wawancaranya dengan Medikom, Soetardjo bahkan, memerintahkan kepada Agung Imam Sumanto untuk segera mengambil alih kembali ketua DPD PDIP DKI Jakarta, yang kini di jabat oleh PLH Adang Rukyatna yang tidak karuan dalam kepengurusannya.
Dengan kondisi seperti ini Soetardjo menanyakan kepada Agung Imam Sumanto apakah masih ada pengurus PDIP DKI Jakarta?. ”Jika hal ini terjadi pada diri saya, maka saya sudah ambil alih DPD DPIP DKI” kata Soetardjo saat ditemui di kediamannya yang didampingi bersama wakil ketua DPD DKI Rames Hasan Das dan jajaran DPC Jakarta Selatan Robert L Tobing, Saifullah, serta presidium Promeg Barito Panji Pasifik
Tak hanya itu Soetardjo juga memberikan wangsit kepada Agung untuk tetap membela PDIP sampai akhir hayat ”jika saya sudah tidak ada umur. Wangsit ini saya berikan kepada Agung , kerena Agung yang telah berjuang dan mendampingi saya ketika merebut kantor DPP PDI diPonogoro 27 Juli 1996 silam.
Soetardjo juga memerintahkan kepada Agung untuk segera mengambil alih kembali ketua DPD DKI sesegera mungkin demi kemenganan Ibu Megawati menuju Pilpres 2009.
Sementara itu, Agung Imam Sumanto juga mengatakan bahwa dirnya telah siap bila dirinya diperintahkan oleh salah satu pendiri partai yaitu Soetardjo, kapan pun dirinya dibutuhkan telah siap. Karena ini merupakan hak kita sebagai kader partai.”karena saya dipilih berdasrkan mekanisme partai yaitu KONPERDA secara legi timasi,”tegas Agung.
Sedangkan pendukung setia Agung Imam Sumanto, Robert L Tobing, Barito Panji Pasifik dan ratusan kader PDIP siap mengerahkan massanya dalam pengambilan kantor DPD PDIP DKI tersebut. Karena ini sudah sesuai dnegan prosedur dan mekanisme yang ada berdasarkan AD/RT partai.
Karena non aktif Agung Imam Sumanto telah habis massa berlakunya yang telah ditetapkan oleh DPP PDIP. Sementara kader-kader partai arus bawah sudah mulai bergejolak siap menduduki DPD PDIP DKI Jakarta. ( Irwan)

Jumat, 18 Januari 2008

Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia




Jembatani Aspirasi pengusaha dan pekerja

Munculnya beragam partai-partai baru menuju pemilu 2009 mendatang, semakin meramaikan wacana panggung politik menuju pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali. Oleh karenanya rakyat harus cermat dalam memilih partai yang bisa membawa perubahan kedepan, menuju Indonesia yang makmur serta bermartabat.
Terutama sekali bagi para pengusaha dan pekerja yang harus mempunyai wadah dalam menampung aspirasinya. Karena selama ini tidak ada partai yang bisa menampung aspirasi, apalagi dalam pentas panggung politik.
Hadirnya Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), menuju pemilu 2009, diharapkan bisa menjadi motivator dan solusi untuk para pengusaha dan pekerja dalam menjembatani aspirasinya.
Partai PPPI ini pun telah resmi terdaftar di Departemen Kehakiman sebagai pra syarat kesiapan Pemilu 2009 nanti. Pengurus partai ini merupakan gabungan dari berbagai asosiasi, termasuk dari mantan pengurus atau masih akti di organisasi seperti Kadin, Hipmi, Iwapi, Organda, Gapensi, Apindo, REI, Serikat Pekerja Pos Indonesia, serta Serikat-serikat pekerja lainya yang tidak disebutkan satui per satu.
PPPI merupakan partai yang tepat bagi para pengusaha dan para pekerja untuk duduk bersama, menentukan masa depan. Selain bersama-sama pula memperjuangkan kesejahteraan bagi para pekerja itu sendiri.
Dengan kata lain lahirnya partai ini menjembatani aspirasi para pekerja kepada para pengusaha sehingga tercipta iklim yang dinamis, kesejahteraan para keluarga pekerja dapat di jamin.
Menurut Deklarator sekaligus Ketua Umum Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Daniel Hutapea, "Partai PPPI ini dilahirkan bukan untuk kepentingan deklarator tapi untuk kepentingan pengusaha dan pekerja, khususnya di daerah-daerah. Disamping sebagai jawaban akan hadirnya partai politik yang benar-benar mampu menumbuhkan kepercayaan pengusaha namun juga mampu menampung aspirasi pekerja. Dimana sinerji yang baik antara pengusaha dengan pekerja, tak saja menciptakan iklim investasi yang kondusif tapi juga menjadi sumbangsih terbesar pada kekuatan dan kemandirian ekonomi bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut Daniel menyatakan "Saatnya pengusaha dan pekerja bersatu untuk menyongsong Indonesia bermartabat. Selangkah lagi pengusaha jadi Presiden, selangkah lagi pekerja dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendahnya dengan Presiden yang pengusaha, Pengusaha yang menjadi Presiden.
Lantaran antara pengusaha dan pekerja semakin terbuka dan tak perlu lagi ada jurang pemisah yang secara sadar atau tidak sadar kita ciptakan sendiri," tegasnya.
Disamping itu Daniel juga menambahkan "untuk itu PPPI telah mempersiapkan kader-kadernya dalam rangka konsolidasi Partai PPPI guna mengembangkan serta membangun Partai PPPI kedepan untuk teguh pada komitmennya menselaraskan aspirasi pengusaha dan pekerja untuk mengerakkan roda perekonomian nasional,"
Dengan kesiapan 80% di tingkat propinsi, 60% di tingkat Kabupaten/Kota, dan 30% kuota untuk perempuan sesuai UU Politik 2007 (per akhir Desember 2007), tak heran bila partai ini termasuk tiga besar partai politik baru yang bakal mengancam keberadaan partai-partai politik yang lebih dahulu ada.
Bahkan hingga sampai ini terus mengalir dukungan dari sejumlah organisasi pengusaha, serikat pekerja serrta para profesional yang menyatakan komitmennya untuk berjuang dan membesarkan bersama Partai PPPI. (Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
Jembatani Aspirasi pengusaha dan pekerja

Munculnya beragam partai-partai baru menuju pemilu 2009 mendatang, semakin meramaikan wacana panggung politik menuju pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali. Oleh karenanya rakyat harus cermat dalam memilih partai yang bisa membawa perubahan kedepan, menuju Indonesia yang makmur serta bermartabat.
Terutama sekali bagi para pengusaha dan pekerja yang harus mempunyai wadah dalam menampung aspirasinya. Karena selama ini tidak ada partai yang bisa menampung aspirasi, apalagi dalam pentas panggung politik.
Hadirnya Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), menuju pemilu 2009, diharapkan bisa menjadi motivator dan solusi untuk para pengusaha dan pekerja dalam menjembatani aspirasinya.
Partai PPPI ini pun telah resmi terdaftar di Departemen Kehakiman sebagai pra syarat kesiapan Pemilu 2009 nanti. Pengurus partai ini merupakan gabungan dari berbagai asosiasi, termasuk dari mantan pengurus atau masih akti di organisasi seperti Kadin, Hipmi, Iwapi, Organda, Gapensi, Apindo, REI, Serikat Pekerja Pos Indonesia, serta Serikat-serikat pekerja lainya yang tidak disebutkan satui per satu.
PPPI merupakan partai yang tepat bagi para pengusaha dan para pekerja untuk duduk bersama, menentukan masa depan. Selain bersama-sama pula memperjuangkan kesejahteraan bagi para pekerja itu sendiri.
Dengan kata lain lahirnya partai ini menjembatani aspirasi para pekerja kepada para pengusaha sehingga tercipta iklim yang dinamis, kesejahteraan para keluarga pekerja dapat di jamin.
Menurut Deklarator sekaligus Ketua Umum Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Daniel Hutapea, "Partai PPPI ini dilahirkan bukan untuk kepentingan deklarator tapi untuk kepentingan pengusaha dan pekerja, khususnya di daerah-daerah. Disamping sebagai jawaban akan hadirnya partai politik yang benar-benar mampu menumbuhkan kepercayaan pengusaha namun juga mampu menampung aspirasi pekerja. Dimana sinerji yang baik antara pengusaha dengan pekerja, tak saja menciptakan iklim investasi yang kondusif tapi juga menjadi sumbangsih terbesar pada kekuatan dan kemandirian ekonomi bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut Daniel menyatakan "Saatnya pengusaha dan pekerja bersatu untuk menyongsong Indonesia bermartabat. Selangkah lagi pengusaha jadi Presiden, selangkah lagi pekerja dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendahnya dengan Presiden yang pengusaha, Pengusaha yang menjadi Presiden.
Lantaran antara pengusaha dan pekerja semakin terbuka dan tak perlu lagi ada jurang pemisah yang secara sadar atau tidak sadar kita ciptakan sendiri," tegasnya.
Disamping itu Daniel juga menambahkan "untuk itu PPPI telah mempersiapkan kader-kadernya dalam rangka konsolidasi Partai PPPI guna mengembangkan serta membangun Partai PPPI kedepan untuk teguh pada komitmennya menselaraskan aspirasi pengusaha dan pekerja untuk mengerakkan roda perekonomian nasional,"
Dengan kesiapan 80% di tingkat propinsi, 60% di tingkat Kabupaten/Kota, dan 30% kuota untuk perempuan sesuai UU Politik 2007 (per akhir Desember 2007), tak heran bila partai ini termasuk tiga besar partai politik baru yang bakal mengancam keberadaan partai-partai politik yang lebih dahulu ada.
Bahkan hingga sampai ini terus mengalir dukungan dari sejumlah organisasi pengusaha, serikat pekerja serrta para profesional yang menyatakan komitmennya untuk berjuang dan membesarkan bersama Partai PPPI. (Irwan)

Senin, 14 Januari 2008

Sunan Kalijaga







Sinkretis Dalam Mengenalkan Islam

Ilir-ilir-ilir-ilir tandure wes sumilir, tak ijo royo-royo, tak senggo temanten anyar, ca angon-ca angon peneno bimbing kui lonyo-lonyo peneno yang gombal sidododirojo, dododiro-dododiro kumitir pendaing pinggir domono lumatono kandusebo mengkosore, mumpung padang rembulanne, mumpung jembar kalangane, yo sura ono sura hore.
Itulah sedikit lagu Ilir-Ilir yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, dan kini menjadi peninggalan yang tidak pernah dilupakan oleh masyarakat Demak.

Dialah "Wali" yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Raden Syahid atau Sunan Kalijaga adalah anak dari Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya,Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya.Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon.
Saat mengunjungi makam Sunan Kalijaga dikadilangu -selatan Demak, dan berhasil menemui seorang karyawan yang bernama Bagus Bantaran (34) mengurus makam Sunan Kalijaga, menceritakan sekelumit sejarah dan perjuangan Sunan Kalijaga menyebarkan Agama Islam di daerah Jawa.

Menjadi Penjudi dan Perampok
Menurut Bagus Bantaran, pergaulan Raden Syahid yang terlalu bebas menjadikan Raden Syahid sebagai seorang penjudi dan begal (perampok). Sementara Ayahnya kewalahan menasehati dan memarahinya, sampai akhirnya Raden Syahid diusir ayahnya dari istana Kadipaten.
Karena kenakalan Raden Syaid, Adipati Pratikno mengirim berita kepada saudara iparnya Sunan Ampel, minta petunjuk dan doa agar agar Raden Syaid menajdi manusia yang baik, diberitahupula bahwa nama nama Raden Syaid yang baru adalah Lungkojoyo.
Lalu datanglah Sunan Ampel bersama Sunan Giri ke Tuban. Mereka membicarakan kenakalan Raden Syaid. Lalu Sunan Ample meminta kepada keluarga Adipati Pratikno untuk membaca surat yasin empat puluh kali, agar Allah menyadarkan Raden Syaid.
Selama satu hari berada di Tuban, pagi harinya Sunan Ampel bersama Sunan Giri, berpamitan untuk pulng ke Ampel Surabaya. Waktu itu rute yang dilalui Sunan Ampel adalah hutan belukar. Ditengah hutan Sunan Ampel dan Sunan Giri di cegat oleh seorang perampok. Perampok itu adalah Lungkojoyo (Raden Syaid). Adapun Sunan Ampel berjalan di depan sedang Sunan Giri berjalan dibelakangnya sambil membawa kitab-kitab gurunya.
Lungkojoyo memerintahkan sambil mengancam kepada Sunan Ampel dan Sunan Giri agar menyerahkan barang-barang bawaannya, kalau tidak dirinya akan dibunuh. Sunan Ampel hanya menjawab dengan tenanganya, bahwa dirinya tidak membawa barang-barang berharga, adapun Sunan Ampel memberitahukan bahwa barang berharga itu dibawa oleh orang yang ada dibelakangnya.
Kemudian Lungkojoyo, langsung memerintahkan orang yang berada di belakangnya (Sunan Giri) untuk menyerahkan barang-barangnya. Sunan giri yang sudah mengtahui bahwa perampok itu adalah Raden Syaid, ia hanya berkata, bahwa barang yang ia bawa sangat berharga, tetapi bila di jual tidak akan laku.
Perkataan Sunan Giri membuat Lungkojoyo menjadi penasaran, kemudian Lungkojoyo memerintahkan untuk membuka barang itu. Saat dibuka oleh Sunan Giri, ternyata barang-barang yang dibawa hanya sebuah kitab-kitab. Melihat barang berharga itu hanya sebuah kitab, membuat Lungkojoyo menajdi marah dan mengancam ingin membunuh Sunan Ampel. Tetapi Sunan Giri langsung melerai amarah Lungkojoyo yang sudah emosi.
Kemudian Sunan Giri, berkata kepada Lungkojoyo apa yang ia inginkan. Lungkojoyo memberitahukan kepada Sunan Giri, bahwa dirinya menginginkan uang atau barang berharga yang dapat dijual, karena uang Lungkojoyo habis di meja judi.
Setalah itu Sunan Giri memerintahkan kepada Lungkojoyo untuk memejamkan kedua matanya dan berkata amin-amin. Tapi Lungkojoyo menolaknya, sebab bila kedua matanya di pejamkan, takut Sunan Giri dan Sunan Ampel lari. Sunan Giri menjamin dirinya tidak akan lari malah berada di sampingnya sambil berdoa. Lungkojoyo menuruti dengan ancaman bila Sunan Giri membohonginya akan dibunuh.
Dengan seketika, setelah kedua mata Lungkojoyo di pejamkan dan membaca amin-amin, kemudian Lungkojoyo diperintahkan untuk membuka kedua matanya, kaget sekali Lungkojoyo melihat pohon enau (aren/kolang-kaling) menjadi perak, sementara daun dan buahnya menajdi emas. Lungkojoyo yang menyaksikan itu menajdi heran dan tertarik, begitu mudahnya membuat pohon menjadi perak dan emas.

Berguru Kepada Sunan Ampel
Saking tertariknya, Lungkojoyo ingin ikut dan belajar, tetapi Sunan Giri menolaknya dengan alasan, jangan mengikuti dirinya, tetapi ikutilah orang tua (Sunan Ampel) yang berjalan didepan tadi, sebab barang berharga ini dirinya yang mempunyai, “beliaulah guru dan mertua aku,” jawab Sunan Giri sopan.
Mendengar itu, kemudian Lungkojoyo berlari mengejar Sunan Ampel, sambil berteriak teriak memanggil nama kiyai, dan ingin ikut. Sunan Ampel yang melihat Lungkojoyo yang tadinya kasar kini menjadi sopan hanya berkata, apakah dirinya kuat mengikuti jejaknya. Lungkojoyo yang mendengar itu malah menantang, bahwa dirinya akan kuta, bahkan hidup dan matinya diserahkan kepada Sunan Ampel.
Lalu Lunkojoyo mengikutinya berjalan dibelakang Sunan Ampel. Ditengah perjalanan terhalanglah mereka pada sebuah sungai yang besar dan banyak dihuni oleh buaya, itulah Bengawan Solo. Melihat sungai yang beras dan banyak buayanya, Lungkojoyo mengajak Sunan Ampel berjalan kehulu sungai, mencari perahu penyebarangan.
Tetapi Sunan Ampel menolak ajakan Tungkojoyo. Malah Sunan Ampel memerintahkan Lungkojoyo untukmenunggu, sambil menjaga tongkatnya. Lungkojoyo bertambah heran saat melihat Sunan Ampel dan Sunan Giri berjalan di permukaan air dengan selamat dan tidak kurang suatu apapun. Lungkojoyo bertambah taat dan tekunnya menunggu dan menjaga tongkat Sunan Ampel di tepi sungai Bengawan Solo selama sewindu (delapan tahun).
Selama delapan tahun, Sunan Ampel baru teringat dengan Lungkojoyo, lalu memerintahkan santrinya untuk mencari Lungkojoyo ditepi sungai Bnegawan Solo. Ternyata di tepi sungai tempat Lungkojoyo menunggu dan menajga tongkat, sudah dipenuhi tumbuh-tumbuhan, sehingga Lungkojoyo tidak terlihat. Setelah tumbu-tumbuhan itu di potongi, baraulah terlihat Lungkojoyo. Dari situlah Lungkojoyo di sebuat sebagai Sunan Kalijaga.
Kemudian Sunan Kalijga dapat berjalan dipermukaan air menyebarangi Bengawan Solo. Sesampainya di Ampel, Sunan Aklijga belajar dengan tekunya,s ehingga menajdi orang alim dan mempunyi karomah. Akhirnya Sunan Kalijaga diambil menantu oleh Sunan Ampel, yang dikawinkan oleh Chafshah putrid Sunan Ampel.
Setalah menikah Sunan Kalijaga mendirikan pesantren di Kailangu, Demak pada tahun 1463 masehi, lalu Sunan Kalijaga dimasukan sebagai anggota Walisanga mengantikan Syeckh Subakir yang pulang ke Persia Iran, sampai dirinya wafat dan dimakamkan di Kadilangu Selatan Demak.

Budaya Sebagai Media Dakwanya
Sementara menurut buku Walisanga Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya sebagai "penghulu suci" kesultanan.
“Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga,” beber Bagus yang sudah bekerja selama sembilan tahun.
Selain itu dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede - Yogya).
“Sampai saat ini, Sunan Kalijaga telah memberikan suartu pesan moral kepada masyarakat Demak, dalam menyebarkan agama serta peninggalan kesenian-kesenian yang menjadi media dakwa beliau pada saat itu,” ujar Bagus

Makamnya Ramai Dikunjungi
Pengunjung yang datang ke makam Sunan Kalijaga paling ramai biasanya Isra Miraj,10 Suro, Maulid, 1 Muharam dan bulan lain sebagainya. Setiap tahun 10 julizah rutin dilaksanakan Tradisi di makam Sunan Kalijaga adalah pencucian benda-benda pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
“Pusaka peninggalan sunan Kalijaga ada tiga, yang terkenal adalah rompi perang, sementara dua lagi yang dianggap pusaka adalah berupa keris. Setipa tahun ketiga pusaka itu salalu dicuci. Tidak hanya pusaka Sunan Kalijaga pusaka-pusaka milik penduduk juga ikut di cuci disini,” tandas Bagus
Pengunjung dari seluruh Indoensia, bahkan darai seluruh asia tengara. Setiap harinya makam tersebut ramai dikunjungi pada malam jumat kliwon, luas makam kurang lebih dua hektar, sementara bila hari-hari biasa pintu makam di tutup, bila di buka pada hari jumat Pon, Kliwon, Paing.
Makam yang berada di komplek sunan Kalijaga ada makam istrinya namanya Dewi Arofa Ratna Dumillah, ada makam Ayahnya Temenggung Arya Wilotikta, Adipati Tuban. Serta ke empat putra Sunan Kalijaga. Sunan Haji, Putri Dewi Pembayun istri dari Sultan Trenggono, anak dari Raden Patah. Untuk itu Sunan Kalijaga dengan Raden Patah adalah besanan.
Sementara makam yang berada di sekeliling komplek pemakaman Sunan Kalijaga adalah makam-makam kerabat, dan ahli waris keturunan dari Sunan Kalijaga. Kalau untuk masyarakat ada areal amakan sendiri, jadi tidak diperbolehkan dimakamkan disini kalau bukan keturunan atau ahli waris dari Sunan Kalijaga.
Bila ada penzirah yang keluar dari kaidah agama, pasti akan mengalami hal-hal aneh seperti kesurupan, ada juga yang manjadi gila, karena saat berziarah mungkin bisa disebabkan tidak pakai tatak krama, bisa juga dalam berdoanya keluar dari norma-norma agama
“Sementara karyawan yang bekerja di makam Sunan Kalijaga berjumlah 52 orang, yang dibagi oleh masing-masing tugasnya. Dalam pengurusan makam, dana tidak pernah disubsidi oleh pemerintah daerah melainkan hanya dari penziarah saja, begitupun untuk menggaji karyawan. Justuru Pemda mangabil subsidi dari sini, kebanyakan yang menjadi karyawan disini dari turun temurun.
Kalau untuk makam sendiri belum pernah direnovasi, karena memang tidak diperkenankan, yang di renovasi hanya gedung yang berada di depan pada tahun 1962 oleh Bung Karno yang waktu itu menjabat sebagai presiden. Dan sampai saat ini belum pernah lagi di renovasi,” tutup Bagus. ( Irwan)

Kamis, 10 Januari 2008

Pulau Untung Jawa (Amiterdam)




Desa Wisata Nelayan


Indonesia terdiri dari negara kepulauan, diantaranya adalah kepulauan Seribu yang merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di perairan Teluk Jakarta. Kepulauan Seribu sendiri terbagi atas 110 pulau dengan luas pulau antara 200m²- 50 hektar (rata-rata 23 hektar). Selain pulu-pulau yang dihuni oleh sebagian nelayan, terdapat pula pulau-pulau resort wisata bahari.
Diantara pulau-pulau resort tersebut, ada satu pulau yang bernama Pulau Untung Jawa yang menjadi tempat wisata untuk kalangan ekonomi menengah kebawah. Hal ini terlihat dari para pengunjung yang datang hanya untuk merefleksikan otaknya di tepi pantai yang begitu indah dan sepoian angin yang sejuk.
Beberapa waktu lalu Rabelnews mengunjungi wisata bahari Untung Jawa yang letaknya berdekatan dengan daratan Tanjung Pasir, Tangerang dan daratan Jakarta dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit. Disana Rabelnews bertemu dengan Ahmad Hidayat salah satu pengelola yang menceritakan riwayat Pulau Untung Jawa yang menjadi objek wisata bahari.

Sekelumit Pulau Untung Jawa
Diusia yang cukup tua (kurang lebih enam generasi) pulau Untung Jawa menyimpan sekelumit sejarah, seputar Pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang. Saat negara kita dikuasi oleh Belanda, ternyata pulau-pulau di wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa sudah dihuni oleh orang-orang pribumi yang berasal dari daratan pulau Jawa.
Sejak tahun 1920-an wilayah ini dipimpin oleh seorang yang biasa disebut dengan panggilan “Bek” (sekarang lurah. red). Bek Fii dan Bek Kasim mereka berdomisili di Pulau Krekot (sekarang Pulau Kelor) adalah yang memimpin keberadaan pulau. Pulau-pulau yang dipimpinnya antara lain, Pulau Amiterdam (Pulau Untung Jawa), Pulau Middbur (Pulau Rambut), Rotterdam (Pulau Ubi Besar), Sehiedam (pulau Ubi Kecil) dan pulau-pulau lainnya.
Tahun 1930-an Bek-pun berganti menjadi Bek Marah, beliau menganjurkan penduduknya yang tinggal di Pulau Krekot untuk pindah ke Pulau Amiterdam. Sebab, Pulau Krekot sudah terkikis dimakan air laut (abrasi ). Perjalanan ke Pulau Amiterdam dengan menggunakan perahu layar kurang lebih 8 jam. Saat mereka sampai, ternyata dipulau itu sudah ada beberapa penduduk yang menetap. Nama-nama mereka antara lain, Cule, Kemple, Darahman, Salihun, Sa’adi, Saimin dan lain-lain. Mereka kemudian menganjurkan agar penduduk Pulau Krekot yang baru datang segera memilih lahan dan langsung menggarapnya. Tak lama kemudian pulau Amiterdam pun berganti nama menjadi “Pulau Untung Jawa” yang berarti keberuntungan bagi orang-orang dari daratan pulau Jawa saat itu.
Sekitar tahun 1940-an penduduk Pulau Untung Jawa mengalami musibah dengan datangnya serangan nyamuk besar-besaran. Akibat tak tahan, penduduknya memilih untuk bermukim ke Pulau Ubi Besar. Namun penderitaan belum usai, kebutuhan pokok sehari-hari yang biasa mereka dapat dari pasar ikan Sunda Kelapa, ternyata menjadi sangat sulit. Hal itu akibat terjadinya perang antara pejuang Indonesia melawan tentara Nippon (Jepang).
Tahun 1945 perubahan besar terjadi diseluruh pelosok Nusantara, karena bangsa Indonesia telah merdeka dari belenggu penjajah. Perubahan itupun dirasakan masyarakat Kepulau Seribu, karena Bek yang biasa dipanggil penduduk berubah panggilannya menjadi Lurah, dan otomatis berubah pula cara kepemimpinnya.
Hari berganti hari , bulanpun demikian. Tanpa disadari Pulau Ubi Besar tak luput dari Abrasi, sehingga atas perintah lurah dengan persetujuan pemerintah, untuk kedua kalinya mereka hijrah kembali ke Pulau Untung Jawa . Pada tanggal 13 Februarai 1954, Lurah bersama penduduk kemudian berinisiatif mendirikan Tugu peringatan kepindahan yang letaknya ditengah-tengah pulau tersebut.

Biaya Murah
Sejak ditetapkan melalui Undang-Undang No.34 tahun 1999, Kepulau Seribu ditingkatkan stastusnya dari kecamatan menjadi Kabupaten Administrasi Kepulau Seribu, wilayahnya masuk propinsi DKI Jakarta. Mulai saat itu, semakin banyak kemajuan yang dirasakan masyarakat pulau Untung Jawa.
Selain itu dengan swadaya masyarakat dan didukung oleh pemerintah, masyarakat pulau Untung Jawa terus meningkatkan pembangunan dan taraf kehidupannya. Sehingga mulai tahun 2002, Pulau Untung Jawa dicanangkan oleh pemerintah atas SK Bupati sebagai Desa Wisata Nelayan.
Pulau Untung Jawa dengan luas 40.10 ha pada saat ini di huni oleh 1.813 jiwa /473 KK, terdiri dari 9 RT dan 3RW sebagaian besar dari mereka bermatapencarian sebagai nelayan. Secara geografis letaknya berdekatan dengan daratan Tanjung Pasir Tangerang dan daratan Jakarta, dapat ditempuh relatif singkat hanya 30 menit dengan biaya Rp.7000/orang. Tak heran bila pada hari-hari libur banyak dikunjungi wisatawan domestik untuk melihat suasana bahari dengan biaya terjangkau sekaligus bisa menikmati sajian khas ikan bakar segar.
Pada perayaan hari ulang tahun emas kemerdekaan Republik Indonesia di Pulau Untung Jawa yang di hadiri oleh duta-duta dari 22 negara, dibangun Monumen Arung Samudra (MOAS). Bangunan tersebut adalah satu-satunya di Indonesia. dan berada di pualu untung Jawa
Fasilitas hasil pembangunan dan swadaya masyarakat banyak kita jumpai di pulau ini, seperti kantor Kelurahan, Pos Polisi, Pos Keamanan laut, Puskesmas, Mesjid, Sekolah, Sarana Olah Raga, Taman Wisata dan masih banyak yang lainnya. Tapi dari semua itu yang paling berkesan bagi Rabelnews adalah keramahan penduduknya menerima pengunjung. Mereka dengan hangat siap melayani para pelancong dengan pelbagai usaha jasa, dari transportasi laut, kios ikan bakar, café, kedai souvenir, home stay, warung telekomunikasi dan fasilitas-fasilitas yang menjadi kebutuhan pengunjung.
Siapapun yang berminat mengunjungi Pulau Untung Jawa tidak harus mengeluarkan biaya yang besar. Sebab, dengan beragam sarana wisata yang ditawarkan, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp.3000/orang. Untuk transportasinya, penggunjung bisa menyeberang menggunakan kapal nelayan dari daratan Tanjung Pasir dengan menempuh waktu kurang lebih 30 menit. Biayanya juga murah, pulang-pergi hanya Rp. 14.000 pulang-pergi.

Homestay & Kedai-Kedai Ikan Bakar
Bila pengunjung ingin lebih lama tinggal dipulau, pengelola Pulau Untung Jawa menyediakan tempat penginapan untuk satu keluarga. Semalam biayanya Rp.150.000/keluarga, dengan fasilitas homestay tepat di depan bibir pantai. Pengunjung bisa menikmati sepoinya angin laut yang mengundang aura berbeda dengan tempat lain. Cocok rasanya tempat ini menjadi pilihan utama bagi pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Seriusnya pengelola Pulau Untung Jawa untuk memanjakan pengunjung juga bisa terlihat dari keberadaan aula dengan kapasitas 200 orang. Di dalamnya, pengunjung yang datang secara rombongan bisa menikmati tarian dari berbagai daerah, kedai dan juga café yang menyediakan pelbagai sajian khas, seperti ikan laut bakar dengan beragam pilihan, kelapa muda, serta makanan khas lainnya.
Tak lupa, pengelola Pulau Untung Jawa juga menyiapkan kedai-kedai untuk penjualan souvenir yang terbuat dari hewan-hewan laut, seperti kulit kerang, bintang laut, dan lain sebagainya, yang bisa menjadi buah tangan para pengunjung.
Disamping itu, penggunjung pun bisa terjun bebas di pantai yang bersih dan indah. Dan bagi yang tidak ingin bermalam, disediakan pula saung-saung yang bisa dinikmati sekeluarga.

Transportasi Mudah dan Cepat
Walapun dilihat jauh berada di tengah laut, tetapi untuk menuju wisata bahari Pulau Untung Jawa sangat mudah sekali, Anda bisa naik dari Marina Ancol dengan menggunakan Boat Trans Jakarta dengan biayaa terjangkau, juga bisa melalui pasar ikan Muara Angke dengan menggunakan Ojek (kapal rakyat).
Selain itu, Anda juga bisa melalui jalur Tangerang, seperti melalui Dadap, Tanjung Pasir, Rawa Saban, Kronjo, dan Mauk . Jadi, untuk menuju wisata bahari Pulau Untung Jawa tidak terlalu sulit dengan transportasi yang setiap hari ada dan jarak tempuh lumayan cepat, paling lambat setengah sampai satu jam.
Dengan biaya masuk dan transportasi yang relatif murah, wisata ke Pulau Untung Jawa tidak membuat kantong Anda jebol. Sangat cocok menjadi altenatif tempat rekreasi bagi siapapun yang ingin membahagiakan keluarga maupun teman. ( Irwan )

Berikut Fasilitas Yang Dapat Disewakan
1. Homestay (penginapan) dengan tarif Rp.150.000/malam
2. Gedung serbaguna (aula) dengan kapasitas 200 orang Rp.450.000
3. Kelengkapan sound System Rp.200.000
4. Organ tunggal + pemain Rp. 100.000
5. Penyewaan sepeda / 1jam Rp. 5000
6. Tenda pleton / malam Rp. 150.000

Ikan Bakar (per-kg)
1. Ikan Kue Rp. 60.000
2. Ikan Baronang Rp. 60.000
3. Ikan Keneke Rp. 60.000

Cumi-Cumi (per-kg)

Rabu, 09 Januari 2008

Hj. Sias Mawarni Saputra


CAHAYA KEBAIKAN BERBUAH BERKAH

Bisnis es krim di Tanah Air dibangun para pengusaha jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda es krim merupakan salah satu makanan mewah yang banyak disukai kalangan menengah ke atas dan orang asing. Waktu itu es krim termasuk makanan yang digemari oleh orang Belanda dan orang Indonesia yang berstatus sosial tinggi.
Adalah Hj. Sias Mawarni Saputra, berkat “kebaikan” yang ditanamkan oleh keluarga besarnya, ia mendapatkan hibah bisnis Restaurant and Ice Cream Ragusa dari orang berkebangsaan Italia yang ia dan suaminya pernah bekerja bersamanya.
Berbekal kebaikan yang diajarkan keluarganya, Sias Mawarni tak pernah melihat etnis, ras, dan agama untuk menebar kebaikan. Pesona keakraban kental terasa, saat kita bertandang ke Restaurant and Ice Cream Ragusa di kawasan Duta Merlin, Lantai 5, Jalan Veteran I No.10 Jakarta Pusat.
Lingkungan keluarga telah membina Sias Mawarni pada arti penting sebuah kebaikan yang harus ditebar. Tak heran bila pesona kebaikan begitu kuat muncul dari wanita kelahiran “Stamplat Bogor”, Jatinegara, 10 November 1943 ini. Pesan kedua orang tuanya, Ali Makmur dan Mulyati Suratman, masih terngiang hingga kini, “Papa saya selalu bilang, kamu harus baik pada semua orang, termasuk dengan pegawai papa. Kalau kamu jahat pada mereka, siapa tahu di kemudian hari mereka lebih sukses daripada kamu,” tutur anak pemilik Toko Bintang yang cukup terkenal di Jatinegara ini.
Bersama suami, Buntoro Kurniawan, ia juga membangun bisnis rumah makan warisan keluarga hingga usahanya itu bisa meramaikan kota metropolitan, Jakarta. Tidak hanya itu, ia yang punya darah seni, tanpa pamrih sedikitpun mendedikasikan keahliannya menari untuk memperkenalkan budaya Nusantara ke manca negara. Satu lagi, motivasinya untuk selalu belajar dan belajar, akhirnya membentuk karakter diri seorang Sias Mawarni menjadi sosok yang komplit, dari seorang pengusaha, seniman, bahkan akademisi.
Chinese food
Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa cabang pertama kedai es krim di tempat tersebut tidak hanya menjual es krim, tapi juga menyediakan berbagai macam makanan Italia, seperti pizza, lasagna, dan sebagainya. Namun, setelah Sias Mawarni melakukan evaluasi, menu yang ditawarkan dianggap tidak tepat sasaran hingga ia menggantinya ke Chinese food. Dengan strategi baru, terbukti rumah makannya semakin diminati dan bisa meraih untung dalam waktu yang relatif cepat. Meski begitu, dia malah semakin gemar mentransfer ilmu dan berbagi kiat-kiat kesuksesan tanpa pernah khawatir tersaingi usahanya.
Hari-hari sibuknya mengelola usaha juga diimbangi wanita keturunan Tionghoa berjilbab ini untuk mengajar bahasa Mandarin ke beberapa sekolah negeri dan swasta di Ibu Kota. Dari sanalah, dia memperoleh banyak kesempatan pergi ke luar negeri yang dibiayai pemerintah untuk mengembangkan pengetahuannya. “Alhamdulillah banyak yang membantu dari berbagai pihak sehingga bisa mengembangkan usaha saya. Bahkan, waktu saya memutuskan untuk mengganti menu makanan di cabang pertama, Ragusa, saya pergi ke Hong Kong untuk belajar Chinese food,” ujar dia.
Karena itu saat saya kembali, semua kegiatan masak-memasak saya lakukan sendiri sehingga bisa menawarkan biaya murah ke konsumen,” ujar istri Buntoro ini. Usaha keras yang dilakukan Sias tidak terbuang percuma, ia mengaku setelah satu tahun lebih mengelola outlet keduanya, bisa memperoleh keuntungan hingga akhirnya balik modal. Dari keuntungan yang terkumpul, Sias terus mengembangkan usaha dan membuka gerai di pelbagai tempat, tentu dengan segala dinamika kesulitannya.
Keuletan dan turun tangan sendiri adalah salah satu resep Sias dan suaminya untuk mempertahankan usaha kedai es krim ini. Selain itu, memelihara kesetiaan karyawan pun merupakan salah satu jurus andalan lain. “Mereka rata-rata senang bekerja di sini. Bahkan, ada yang sudah menjadi karyawan selama 40 tahun,” tutur Sias bangga.
Selain itu, Sias selalu memanjakan karyawan-karyawan untuk mengajak jalan-jalan setiap tahunnya, seperti ke Bali dan Singapura. Wajar bila karyawan-karyawan Sias sangat betah bekerja padanya.

Sejarah Ragusa
Dalam sejarahnya, Ragusa sudah ada di Jakarta sejak tahun 1932, dibangun oleh dua warga Italia, Vizenzo Ragusa dan Luigi Ragusa, yang berkunjung ke Indonesia sekitar 1930-an. Sebenarnya, kedatangan mereka ke Indonesia untuk belajar menjahit. keduanya belajar di Saint & Co, tapi justru di tempat itulah Ragusa bersaudara bertemu dengan Paula, seorang janda bangsa Belanda, yang mempunyai peternakan sapi di daerah Bandung.
Dari pertemanan tersebut, timbul ide untuk membuat sebuah kedai es krim yang akhirnya didirikan di Bandung pada tahun 1932. Sukses di Bandung, lantas mereka ekspansi dengan membuka cabang di Pekan Raya Jakarta (Pasar Gambir) tahun 1933. Di sana, es krim Ragusa dijual hanya setahun sekali selama satu bulan di acara Pasar Gambir, Cara menjualnya pun masih menggunakan gerobak dorong.
Karena peminat makin banyak, tahun 1947 Ragusa bersaudara memutuskan membuka kedai es krim secara menetap di Jl Veteran I no. 10, sampai saat ini. Begitu sibuknya mereka melayani pelanggan, sampai-sampai keduanya mendatangkan adik-adiknya dari Italia.
Pada tahun 1965 terjadi masa krisis yang membuat usaha es krim ini nyaris tutup karena sepi pelanggan. Untunglah masa krisis tidak berlangsung lama. Usaha ini mulai ramai kembali.Tak lama berselang, Ragusa bersaudara memutuskan kembali ke negerinya. Usaha es krim diserahkan kepada mertua Sias, yang menjadi mitra dalam usaha menjahit. Persahabatan lain bangsa ini, hingga sekarang, masih tetap berlangsung, terlebih salah satu adik bungsu Luigi jatuh cinta pada sang kasir yang tak lain kakak ipar Sias.
Pasangan ini kemudian diserahkan untuk meneruskan usaha yang kian berkembang tersebut. Adik sang kasir, Buntoro Kurniawan yang semula guru pun diajak serta membantu bersama istrinya, Sias. Akhirnya pada tahun 1972 Sias dan Buntoro dipercaya untuk mengelola dan memegang kendali penuh ketika kakak iparnya memutuskan hijrah ke Italia.
Hubungan bisnis akhirnya berkembang menjadi ikatan keluarga yang semakin erat setelah salah satu anak Sias menikah dengan kerabat Ragusa. Pada akhirnya, saat Vizenzo dan Luigi tutup usia, bisnis Ragusa di Indonesia pun secara penuh dijalankan oleh Sias bersama suaminya.
Selama di hibahkan kepada Sias dan suaminya, bisnis es krim Ragusa semakin maju pesat, hingga Sias membuka cabang di pertokoan Duta Merlin, Jakarta Pusat. Dan berkembang hingga mempunyai 21 outlet. Namun saat kerusuhan 1998, hampir semua outlet miliknya dibakar habis oleh massa hingga menimbulkan kerugian materi dan moril yang luar biasa. Akhirnya, kini hanya empat outlet yang tersisa, yaitu di Jalan Veteran, Duta Merlin Plaza, Gambir Expo PRJ, dan Cipanas (Jawa Barat).

Membawa Misi Budaya
Wanita keturunan Tionghoa ini, ternyata sosok pembelajar yang haus ilmu, bahkan pernah kuliah di beberapa universitas. Misalnya, Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya dan FKG Univ. dr. Moestopo (tidak tamat). Namun gelar akademisnya kemudian didapatnya dari Jurusan Sastra Cina, Universitas Dharma Persada dan Program Magister, jurusan Human Resources Development, STIE Supra, Jakarta.
Meski sibuk mengurus bisnisnya, Sias Mawarni juga aktif berkeliling dunia untuk membawa misi kebudayaan pemerintah Indonesia. Terlebih sejak ia mendirikan Yayasan Seni Indonesia Baru (YSIB) pada 1999, ia hampir setiap tahun singgah di beberapa negara untuk mementaskan seni tari Nusantara di Beijing, Cina, Korea Selatan, dan Singapura.
“Aku ingin ikut memberikan kontribusi dalam menyatukan anak bangsa melalui seni budaya. Aku tidak ingin ada sekat dalam bergaul dengan orang lain hanya karena etnis, ras, agama, dan strata sosial. Melalui bisnis makanan dan kegiatan seni budaya, aku ingin menyatukan potensi anak bangsa bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.”
Pantaslah bila kemudian Sias meraih berbagai penghargaan dari pemerintah. Ia telah mendedikasikan dirinya pada berbagai karya seni tari. Salah satu penghargaan itu adalah medali emas pada Spring Festival di Korea Selatan. Kemudian sejak ia mendirikan YSIB, dukungan pun datang mengalir dari pemerintah, baik semasa Presiden BJ. Habibie hingga Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

Tidak Pernah Mengabaikan Keluarga
Sibuk berkecimpung di dunia bisnis tidak membuat Sias Mawarni Saputra mengabaikan keluarga. Baginya, keluarga adalah sesuatu yang paling berharga. Apalagi dukungan keluarga sangat mendukung perkembangan bisnis-bisnisnya.
Di usia yang tidak muda lagi, Sias merasa harus menyiapkan generasi yang bisa meneruskan bisnisnya. Sang putri pertamanyalah, Yenny Rita, yang antusias meneruskan bisnis tersebut. ”Saya sekarang dibantu putri pertama saya dalam mengelola usaha ini, khususnya untuk outlet yang di Duta Merlin.Tapi memang Yenny masih terus belajar untuk menyempurnakan pengelolaannya.
Saya, suami, dan anak selalu menjunjung tinggi usaha ini agar terus berjalan hingga kapan pun,” ucap ibunda dari Yenny Rita, Wahjudi Saputra, dan Silvia Mira ini. Keinginannya untuk selalu belajar membuat wanita pekerja keras ini tidak tergilas zaman. Pikiran-pikirannya selalu inovatif dan itu membuat tempat makan yang dikelolanya bisa bersaing dan bertahan. Hal yang cukup membanggakan, ia menyempatkan dirinya untuk bisa membagikan sedikit ilmu yang dimilikinya kepada warga sekitar yang kurang mampu. ”Setiap weekend saya mengajar anak-anak jalanan di Duta Merlin bahasa Mandarin dengan cuma-cuma.
Alhamdulillah, saya masih bisa terus belajar dan bisa membagi ilmu kepada orang lain. Saya juga bersyukur karena punya banyak teman sehingga tidak sedikit juga yang membantu saya,”ujarnya tulus sambil menutup pembicaraan. ( Irwan)